SUDAH CUKUPKAH KESETERAAN WANITA DI MEDIA ?




Media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan informasi atau pesan. Kata media berasal dari kata latin, merupakan bentuk jamak dari kata “medium”. Secara harfiah kata tersebut mempunyai arti "perantara" atau "pengantar", yaitu perantara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a receiver). Jadi, dalam pengertian yang lain, media adalah alat atau sarana yang dipergunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Banyak ahli dan juga organisasi yang memberikan batasan mengenai pengertian media. Menurut Schramm: Media adalah saluran yang dipakai untuk mengirimkan pesan
. Jenis-jenis media secara umum dapat dibagi menjadi: 
  • Media Visual: media visual adalah media yang bisa dilihat, dibaca dan diraba. Media ini mengandalkan indra penglihatan dan peraba. Berbagai jenis media ini sangat mudah untuk didapatkan. Contoh media yang sangat banyak dan mudah untuk didapatkan maupun dibuat sendiri. Contoh: media foto, gambar, komik, gambar tempel, poster, majalah, buku, miniatur, alat peraga dan sebagainya.
  • Media Audio: media audio adalah media yang bisa didengar saja, menggunakan indra telinga sebagai salurannya. Contohnya: suara, musik dan lagu, alat musik, siaran radio dan kaset suara atau CD dan sebagainya.
  • Media Audio Visual: media audio visual adalah media yang bisa didengar dan dilihat secara bersamaan. Media ini menggerakkan indra pendengaran dan penglihatan secara bersamaan. Contohnya: media drama, pementasan, film, televisi dan media yang sekarang menjamur, yaitu VCD. Internet termasuk dalam bentuk media audio visual, tetapi lebih lengkap dan menyatukan semua jenis format media, disebut Multimedia karena berbagai format ada dalam internet.
Media dijadikan sebagai sara utama masyarakat dalam mencari informasi dan juga dalam mencari hiburan. hiburan yang di maksud adalah seperti sinetron,  namun dalam bebreqpa penayangan sinetron kerap kali terdapat sinetron yang tidak menjunjung kesetraan gender. Dalam beberapa kasus perempuan kerap menjadi kaum yang rendah dalam sinetron. Seperti yang di bahas dalam buku BUDAYA MASSA, AGAMA, WANITA. Buku ini lebih membahas tentang gender (wanita, pekerjaan, dll), agama dan media. Ada sebuah cerita yang dari cerita itu sesungguhnya perempuan dengan lelaki itu setara, yaitu dari cerita Cosby sebagai seorang komedian dia menceritakan pertemuan Adam dan Hawa bertemu sebagai manusia pertama. Ketika Adam melihat Hawa, Adam berkata “wow.....man” Adam tidak bilang “wah perempuan”.  Maka dari cerita tersebut bahwa lelaki dan perempuan, keduanya : man, keduanya: manusia. tersirat dari cerita Cosby bahwa adanya kesetaraan. Namun faktanya di media massa terutama pertelevisian Indonesia sering memberikan gambaran buruk terhadap perempuan, perempuanlah yang sering menjadi otak persekongkolan dan adapula perempuan yang divisualisasikan sebagai perempuan penggoda, namun yang menjadi kreatifnya adalah kaum perempuan juga yang pada akhirnya mempertegas kemarjinalan kaum perempuan.
            Perempuan juga kerap kali mendapatkan cap dari cara berpakainya, seperti yang terdapat dalam pertelevisian indonesia. Contohnya Inneke yang merupakan artis profesional yang mendapatkan cap artis boom sex. Inneke berkata bahwa seniperannya tak sebatas ber-sekwilda dan ber­-bupati (bacanya: “sekitar wilayah dada” dan “buka paha tinggi tinggi”). Dia ingin menghilangkan cap boom sex atas dirinya, inneke mengenakan jilbab dan membawakan acara serial Ramadhan dan dia mendapat predikat pembawa acara Ramadhan terbaik versi Majelis Ulama Indonesia (MUI).  Dalam perfilman Indonesia sering kali sosok jilbab di buat menjadi karkater yang baik, sosok ibu-ibu berjilbab dingkat menjadi sosok protagonis dan yg jarang berjilbab dingkat menjadi sosok antagonis. Namun ada pula pemeran antagonis dan protagonis-nya mengenakan jilbab itu artinya tidak serta merta jilbab perempuan menandakan keluruhan pekerti. Contoh dalam sinteron tukang bubur naik haji, dalam film tersebut para pemeran wanita semuanya menggunakan atribut islam namun dalam sinetron tersebut juga banyak pemeran antagonisnya, ini menandakan artibut wanita dalam sinetron itu tidak selalu menggambarakn bagaiman peranya, bisa saja wanita berpakaian rapih menjadi wanita antahgonis dan membuat kesan bahwa wanita merukan makhluk bermuka dua.
Wanita dalam acara pertelvisian kerap di jadikan objek seks ( nafsu birahi ), contohnya Duo Serigala, duo yang terkenal dengan goyang dribble pada acara Late Night Show. Meskipun disiarkan pada jam dewasa, penampilan mereka tetap dianggap tidak pantas untuk ditayangkan di stasiun televisi. Hal yang sama juga berlaku pada tayangan I Music dan Bolly Starvaganza, yang menampilkan buah dada digoyang secara erotis. KPI menganggap goyangan tersebut melecehkan martabat wanita karena menjadikan wanita sebagai obyek seks yang dapat membangkitkan nafsu birahi.

Beberapa media yang di tegur KPI karena terkesan melecehkan wanita:
-          
Wisata Malam
Acara yang memperlihatkan gelapnya dunia malam di Indonesia itu sempat ditegur KPI lantaran menampilkan sesosok wanita berpakaian seksi yang mengunjungi sebuiah gereja di Ambon. Selain berpakaian seksi, wanita itu juga bermesra-mesraan dengan seorang pria yang kemudian juga ikut masuk ke tempat ibadah itu. Berdasarkan hal tersebut, KPI memberikan sanksi berupa peringatan tertulis karena telah melanggar norma kesopanan.

-         
Komik Selebriti
Dalam acara yang melibatkan para komika Tanah Air itu, terdapat sebuah adegan yang memuat tiga orang wanita bergoyang erotis bersama dengan pelajar berseragam sekolah.
KPI menilai bahwa hal itu tak layak untuk ditayangkan karena tidak sesuai dengan norma kesopanan yang berlaku dalam masyarakat. Karenanya, Komik Selebriti mendapatkan sanksi administratif berupa teguran tertulis dan berkewajiban untuk melakukan evaluasi internal di dalam acara tersebut.

-          
Inbox
Masih dari program musik televisi, kali ini Inbox yang kena semprot KPI.
Acara yang sudah mengudara sejak 2007 itu pernah menampilkan tiga orang penari pria yang membuka pakaiannya sehingga pakaian dalam wanita sejenis kemben yang mereka kenakan dapat dilihat masyarakat. KPI menganggap bahwa hal tersebut berpotensi memberikan pengaruh buruk bagi masyarakat, khusunya anak-anak yang suka menonton acara tersebut sebelum berangkat sekolah. Ditambah lagi dengan larangan KPI terhadap para selebriti pria yang seringkali menggunakan pakaian seperti layaknya wanita.







0 komentar:

Posting Komentar

 

Flickr Photostream

Twitter Updates

Meet The Author